AD (728x60)

Powered by Blogger.

(Tab Widget 3)

(Tab Widget 4)

Tuesday, September 16, 2014

Materi PKLH: Usaha Pengontrolan dan Pengolahan Limbah

Share & Comment
Halo, Sobat Pertiwi!  Kali ini saya balik lagi membawa kabar gembira untuk kita semua... Karena post kali ini intensif mengenai materi PKLH (untuk info lebih klik disini). Kemarin, saya sudah membahas mengenai limbah. Sobat belum baca? Coba deh klik disini. Nah, kenapa saya fokus pada pengolahan limbah? Limbah telah menjadi salah satu ancaman bagi lingkungan kita dan memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan antara lain, reduksi fungsional beberapa komponen lingkungan baik alami atau buatan. Perlu pengelolaan yang sistematis dan terencana. Okedeh... Yuk kita baca!

Pengolahan Limbah
            Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
            Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana.
            Dalam melakukan usaha pengawasan yang diikuti dengan usaha pencegahan pencemaran air, harus dititikberatkan pada pengontrolan sumber pencemarannya. Ada dua bentuk sumber pencemar, yaitu sumber pencemar utama (point source) dan sumber pencemar lainnya (non-point source). Sumber pencemar utama biasa-nya berasal dari sumber polusi yang menyebabkan pencemaran kadar tinggi, yaitu dari limbah pabrik maupun sarana pengolahan limbah. Sumber pencemar lainnya ialah sumber polusi dengan kadar pencemar relatif rendah yang berasal dari bermacam-macam sumber yang menyebar, misalnya dari lahan pertanian, rumah tangga, peternakan, dan sebagainya.

Gambar 1.1 Pembuatan pupuk organik cair


Usaha Pengontrolan dari Sumber Pencemaran Utama (Point)
            Sarana pengolahan limbah dalam kebanyakan negara yang sedang berkembang dan beberapa negara yang sudah maju terkadang tidak dilengkapi dengan perlakuan khusus. Pada kebanyakan Negara maju sarana pengolahan limbah dilengkapi dengan pemurnian air limbah yang melalui beberapa tingkat. Di daerah permukiman biasanya limbah yang berupa tinja ditampung dalam septic-tank, setiap rumah mempunyai septictank tersendiri. Limbah rumah tangga lainnya dibuang melalui selokan, terkadang limbah padat lainnya dibuang melalui selokan atau tempat sampah yang sering tidak terurus.
            Dengan demikian dalam pengontrolan sumber pencemar utama (point) tersebut semua limbah cair ditampung dalam satu atau beberapa tempat penampungan tiap kelompok dalam satu area (misalnya daerah industri atau perkotaan). Kemudian diadakan perlakuan bertahap, misalnya diendapkan dan kemudian didesinfeksi, baru dibuang. Dalam suatu lokasi daerah urban yang besar seperti kota mandiri atau suatu kompleks perumahan atau real estate, limbah cair dari perumahan, perkantoran, dan pabrik dialirkan dalam suatu system kerja (network) melalui pipa saluran limbah dan ditampung dalam sarana pengolahan limbah yang besar tetapi di sini terjadi permasalahan dalam system kombinasi saluran limbah tersebut, yaitu bila terjadi hujan yang lebat dan lama. Air yang mengalir akan melebihi kapasitas penampungan saluran tersebut 100 kali lebih besar daripada yang dapat ditampung dalam sarana pengolah limbah, sehingga kelebihan air yang meluber sebelum diolah akan masuk ke dalam air permukaan.

Pengolahan Limbah Cair
            Bilamana semua limbah sudah masuk ke dalam bak atau kolam penampung akhir, limbah kemudian diolah melalui tiga tingkat penjernihan. Tingkat penjernihan ini bergantung pada tipe pengolahan dan derajat kotoran limbah tersebut. Tiga tingkat pengolahan limbah berdasarkan derajat kekotorannya di klasifikasikan sebagai berikut.
a)     Pengolahan limbah primer: pengolahan limbah secara mekanik dengan jalan menyaring kotoran kasar, seperti penggunaan batu, potongan kayu atau pasir, kemudian suspensi padat di endapkan. Bahan kimia terkadang perlu di tambahkan untuk mempercepat pengendapan.
b)     Pengolahan limbah sekunder: pengolahan limbah yang melibatkan proses biologi dengan menambahkan bakteri aerobik sebagai tahap pertama untuk mendegradasi limbah organik. Proses ini dapat menghilangkan 90% limbah organik yang mengkonsumsi oksigen. Beberapa sistem menggunakan filter sehingga cairan yang di filter menetes-netes. Bakteri aerobik mendegradasi melalui saluran tangki yang besar dan telah di isi bebatuan kecil dan di lapisi oleh bakteri dan protozoa. Sistem lain yaitu dengan peroses pemompaan limbah lumpur ke dalam tangki yang besar; di situ dicampur dengan lumpur yang mengandung banyak bakteri dan diberi aerasi oksigen, sehingga akan meningkatkan proses degradasi oleh mikroorganisme tersebut. Cairan kemudian dialirkan ke dalam bak dan didigesti dengan digestor anaerobik.

 
Gambar 1.2 Pengolahan limbah cair di Solo
Pengolahan Limbah Lanjutan
            Beberapa jenis bahan kimia dan fisik yang masih tertinggal setelah pengolahan limbah primer dan skunder walaupun dalam jumlah sedikit, sehingga perlu dilakukan system pengolaan limbah yang lebih baik. Model pengolahan limbah lanjutan bervariasi tergantung pada bentuk komunitas dan industri yang bersangkutan.
            Pada percobaan pendahuluan terlihat bahwa air limbah dari pengolahan skunder dapat lebih dimurnikan lagi dengan disalurkan melalui saluran pipa yang panjang dan ditumbuhi oleh tanaman air seperti hyacinth. Tanaman tersebut dapat mengambil bahan kimia organik toksik dan komponen logam yang tidak dapat diambil oleh sistem pengolahan limbah primer dan skunder. Tahap akhir pengolahan ini ialah melakukan desinfeksi air sebelum dibuang ke sungai atau ka laut atau digunakan untuk pemupukan. Proses desinfeksi dilakukan dengan klorinasi, tetapi masalahnya ialah klorin bereaksi dengan bahan organik yang berada dalam limbah atau dalam air permukaan, seperti bentuk senyawa kloroform yang merupakan bahan kimia penyebab kanker (karsinogenik). Disamping itu, beberapa penelitian pendahuluan menyatakan bahwa air minum yang mengandung klorin 1% dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dapat menimbulkan resiko terjadinya peyakit jantung. Beberapa macam bahan desinfektan dicoba untuk digunakan seperti ozon dan sinar ultravioalet, tetapi memerlukan biaya yang lebih mahal dari pada desinfektan klorin.

            Sekian post dari saya, terima kasih. Jangan lupa kunjung lagi ya! Join this site by click “Join this site” button on the footer of this blog. Dan tak lupa klik iklan di sidebar kanan ya. Sobat Pertiwi tak lupa Indonesia: Jaga, Cintai, dan Lestarikan! Follow up: @devaraadhika_

Sumber: Buku PLH Kelas X SMA
Tags: , , , ,

Ditulis oleh

Saya adalah siswa SMA, pelajar di kelas Akselerasi, seorang blogger, pemerhati lingkungan dan senang berbagi.

3 comments:

 

Video Sobat

Kata Bijak

"Apakah jika pohon terakhir akan ditebang, dan mata air terakhir berhenti mengalir, baru saat itulah manusia sadar bahwa uang tidak dapat dimakan dan diminum. "

~Sobat Pertiwi, PIB~
"Earth provides enough to satisfy every man's needs, but not every man's greed. "

~Mahatma Gandhi~

Coretan Terbaru

Indonesia: Jaga, Cintai, Lestarikan!

Mengapa? Lingkungan alam Indonesia sedang mencapai masa kritis sekarang karena berbagai macam perusakan dan penghancuran karena ulah manusia. Maka, Sobat Pertiwi, mari kita menjaga, mencintai, melestarikan lingkungan alam dan buatan Indonesia sebaik mungkin !
Copyright © Deva Untuk Pertiwi | Designed by Someone